
Bernuansa Sejarah, Ini 3 Film Jepang Berlatar Era Meiji
Era Meiji di Jepang berjalan dari tahun 1868 hingga 1912. Zaman ini diperintah oleh kaisar Jepang bernama Kaisar Meiji di mana ibu kota pemerintahan dipindahkan dari Kyoto ke Tokyo. Banyak kejadian dan kisah menarik yang berjalan terhadap masa ini sehingga banyak film yang terinspirasi untuk menjadikan masa Meiji sebagai latar waktu, seperti ada samurai, shogun, hingga peristiwa Restorasi Meiji.
Untuk anda yang menyukai film yang menonjolkan budaya Jepang yang kental, anda dapat melihat film-film dengan latar periode Meiji. Namun, film dengan latar masa Meiji tidak cuma sebatas berkenaan samurai. Kamu terhitung dapat melihat kehidupan sehari-hari di pedesaan Jepang terhadap masa Meiji. Nah, selanjutnya ini lebih dari satu wejangan film Jepang masa Meiji yang mesti anda tonton.
1. Rurouni Kenshin (2021)
Banyak dari kami pasti telah tidak asing dengan film yang satu ini. Film ini dibintangi oleh Takeru Satoh, Emi Takei, Kasumi Arimura, Mackenyu Arata, Nijiro Murakami, dan Mayu Hotta. Rurouni Kenshin merupakan film Jepang adaptasi dari manga tenar berjudul “Samurai X”. Film ini berlatar terhadap masa Restorasi Meiji yang mengisahkan berkenaan Hitokiri Battosai, seorang ahli pedang yang menjadi pembantai. Kemudian, ia mengganti namanya menjadi Himura Kenshin dan berjanji untuk tidak pernah membunuh lagi.
Sebelum film ini rilis, film dengan judul “Rurouni Kenshin Origins” rilis terhadap tahun 2012. Dua tahun kemudian, sekuelnya yang berjudul “Rurouni Kenshin: Kyoto Inferno” dan “Rurouni Kenshin: The Legend Ends” tayang di layar lebar. Lalu, prekuelnya tayang terhadap 2021 yang berjudul “Rurouni Kenshin: The Final” dan “Rurouni Kenshin; The Beginning”.
Untuk anda yang baru saja memulai melihat film ini, lebih baik menjadi dari “Rurouni Kenshin: The Beginning” yang dirilis terhadap tahun 2021 yang mengisahkan awal mula kehidupan Kenshin dan masa lalunya sebagai Hitokiri Battosai.
2. They Say Nothing Stays the Same (2019)
Rekomendasi seterusnya yakni film yang mengutamakan segi visual dan sinematik yang memukau. Film ini berkisah berkenaan seorang pemilik perahu yang terisolasi di pinggir sungai di Jepang terhadap awal abad ke-20. Kamu dapat disuguhi lanskap alam yang memukau dengan sungai-sungai yang mengalir tenang, hutan yang lebat, dan desa-desa terpencil di Jepang.
Sang pemilik perahu yang diperankan oleh Sota Fukushi merupakan sosok penyendiri yang mempunyai normalitas teratur. Namun, ketenangannya terganggu selagi ia mendapatkan seorang wanita muda terluka di pinggir sungai. Wanita selanjutnya membawa banyak perubahan dalam kehidupannya.
Film karya Joe Odagiri ini sukses memotret keindahan kehidupan sehari-hari di pedesaan Jepang terhadap zaman dahulu. Film ini mengangkat tema-tema yang kerap kami temui dalam kehidupan slotgacor sehari-hari, seperti kesepian, kehilangan, dan keberanian dalam hadapi perubahan.
3. Unforgiven (2013)
Film ini merupakan remake dari film Hollywood yang telah rilis terhadap tahun 1992. Film selanjutnya mengambil latar terhadap tahun 1880-an di Hokkaido, Jepang. Film ini mengisahkan berkenaan Jubei Kamata (diperankan oleh Ken Watanabe) yang berpihak terhadap pemerintahan Keshogunan Edo yang telah membunuh banyak orang.
Sepuluh tahun kemudian, Jubei nikmati kedamaian dan tinggal dengan anaknya. Ia mengambil keputusan untuk tidak memanfaatkan pedang lagi setelah istrinya meninggal. Namun, kemiskinan yang melandanya sebabkan Jubei tak mempunyai pilihan untuk memanfaatkan pedang lagi.
Film ini memadai sukses dan sukses memenangkan penghargaan Japan Academy Prize terhadap tahun 2014 sebagai Outstanding Achievement untuk sinematografi dan lighting direction. “Unforgiven” terhitung pernah diputar di Venice Film Festival 2013, Busan International Film Festival 2013, dan Nippon Connection 2014.
Itulah lebih dari satu wejangan film Jepang yang bernuansa histori dengan mengambil latar terhadap masa Meiji. Tidak cuma berkenaan samurai saja, film dengan latar masa Meiji terhitung dapat bergenre romansa, misteri, dan lain-lain.

Sejarah Perkembangan Film Pertama di Dunia Yang Wajib Kalian Tau
Apakah anda penyuka film? Penyuka film perlu tahu nih sejarah perkembangan film di dunia. Mulai dari film pertama kali dihasilkan hingga perkembangan dunia film saat ini yang semacam itu canggih. Yukk simak review sejarah perkembangan film di dunia berikut ini agar rasa penasaran anda terjawab dan wawasan malah bertambah.
Lahirnya Film di Dunia
Lumiere bersaudara. Nama yang tidak asing lagi bagi seseorang yang berkecimpung di dunia film. Kenal dong pastinya. Bagi anda yang baru berkeinginan mengenal dunia film, catatan satu ini perlu dikenal.
Dua bersaudara tersebut ialah Auguste Marie Louis Nicolas Lumiere yang lahir pada 19 Oktober 1962 dan Louise Jean Lumiere yang lahir dua tahun setelahnya, ialah pada 5 Oktober 1964. Mereka dikenal sebagai pemrakarsa lahirnya film di dunia. Film yang mereka luncurkan pada tahun 1895 berjudul “Sortie del’usine Lumira de Lyon” (Karyawan Meninggalkan Pabrik Lumiere) yang berdurasi 46 detik saja. Film tersebut memperlihatkan sebuah adegan di mana para pekerja di Pabrik Lumiere sedang berbondong-bondong meninggalkan pabrik sebab sudah waktunya untuk pulang.
Charles-Antoine Lumiere dan Jeanne Josephine Costille Lumiere ialah orang tua dari Lumiere bersaudara yang membuka pabrik pelat fotografi di Kota Lyon. Di kota ini pula Lumiere bersaudara mencapai pendidikan teknik di sekolah teknik terbesar di Lyon. Sebab perusahaan ayahnya hampir bangkrut, keduanya walhasil menolong ayahnya dengan memproduksi pelat secara otomatis.
Pada tahun 1892, Lumiere bersaudara membikin kamera dan proyektor untuk membikin gambar bergerak. Hasilnya, pada tahun 1895 Louise dan rolet Auguste Lumiere mengadakan pertunjukan mereka di Salon du Grand Caf, di Kota Paris. Lumiere bersaudara memperlihatkan film-film yang merekaciptakan terhadap dunia. Sempurna ada sepuluh film yang berhasil dihasilkan oleh Lumiere bersaudara.
Terbukti sudah ada film sebelum film karya Lumiere bersaudara dipertontonkan. Merupakan Louise Le Prince yang menayangkan film karyanya bertajuk “Roundhay Garden Scene” pada tahun 1888. Durasinya lebih singkat dari film Lumiere bersaudara, hanya 2,11 detik. Film memperlihatkan sebuah taman tanpa memiliki efek warna maupun suara seperti film-film zaman sekarang.
Dalam Guiness Book of Records, film “Roundhay Garden Scene” tercatat sebagai film tertua di dunia. Sementara film karya Lumiere bersaudara diakui sebagai film komersial pertama di dunia sebab membikin publik mengenal tentang adanya film.
Mengamati tahun dan masa diciptakannya film karya Louise Le Prince maupun Lumiere bersaudara, maka betul-betul wajar kalau film-film tersebut masih belum memiliki efek warna apalagi suara. Sebab pada masa itu memperhatikan gambar bergerak saja rasanya betul-betul menakjubkan.
Setelah film karya Lumiere bersaudara, film-film berdurasi pendek malah mulai bermunculan dengan konsisten hanya memiliki warna hitam dan putih tanpa adanya efek lain.
Film Bercerita
Seiring berkembangnya teknologi di dunia, khususnya saat menjelang abad ke-20, pembuatan film mulai berkembang dengan dengan menambahkan faktor cerita dalam film. Dengan adanya sebuah jalan cerita, film yang kita lihat akan lebih bisa dinikmati.
Pusat Industri Film Dunia
Permintaan film yang kian banyak dari masyarakat membikin Amerika Serikat mengalami banyak kemunculan perusahaan yang memproduksi film. Dari sinilah penyebab Amerika Serikat menjadi sentra dari industri perfilman di semua dunia.
Efek Audio dan Warna pada Film
Pada tahun 1920-an, mulai dipersembahkan efek audio yang berhasil disinkronkan dengan film yang sudah tidak hanya hitam putih lagi, tapi sudah benar-benar berwarna. Pada masa ini, efek audio maupun warna yang ada pada film kian membikin film menonjol lebih nyata dan dramatis.
Film Komputerisasi
Pada sekitar tahun 1970-an, kembali lagi dipersembahkan film yang bisa direkam dengan videotape seperti CD dan DVD yang bisa dipasarkan secara massal terhadap publik agar tidak wajib menyaksikannya di bioskop. Kemudian pada abad ke-21, di mana teknologi sedang pesat-pesatnya dimaksimalkan, muncul lagi film yang tidak perlu ditonton melewati DVD, tapi sudah bisa diakses secara digital melewati internet maupun platform menonton film berbayar dengan kualitas gambar yang berada pada versi terbaiknya.